Cerpen ini bercerita tentang Nanda. Nanda adalah anak yang paling unik di kelasnya, karena kecintaannya pada komik. Oleh karena itu dia dikenal oleh guru – gurunya. Pagi itu adalah hari pertama di semester 2. Nanda berangkat sekolah seperti biasa. Dia lewati rute yang biasa dia lalui untuk sampai ke perempatan, tempatnya menunggu angkot.
Sepanjang perjalanan, Nanda melamun tentang komik yang dibacanya di Internet saat liburan. Lalu lamunannya buyar saat supir angkot meneriakinya. Nanda pun berlari masuk ke angkot.
Di angkot, sementara supir angkot menunda keberangkatannya, Nanda melanjutkan lamunannya. Dia sangat penasaran dengan lanjutan komik kesukaannya. Namun, dia harus bersabar, menunggu chapter selanjutnya diterbitkan, minggu depan.
Saat tiba di sekolah, Nanda bergabung dengan teman – temannya, Ucop dan Tommy. Awalnya, Nanda ingin membicarakan tentang komik - komik itu, tapi Tommy meminta Nanda dan Ucop untuk melihat sesuatu di mading.
Nanda dan Ucop setuju dan berlari ke mading sesuai permintaan Tommy. Setelah melihat – lihat beberapa saat, mereka terkejut saat mereka menyadari apa tujuan dari permintaan Tommy. Setelah itu, mereka berlari kembali ke kelas karena pelajaran pertama hampir dimulai.
Singkat cerita, jam istirahat tiba. Nanda dan Ucop menanyakan kebenaran berita yang dibacanya di mading. Ternyata benar, Tommy dipilih untuk mengikuti pelatihan OSN Biologi.
Setelah jam istirahat selesai, semua siswa masuk ke lab computer untuk pelajaran TIK.
Pak Yudhi memberikan materi seperti biasa. Setelah materi hari itu habis, Pak Yudhi memberikan latihan tentang materi yang diberikan hari itu. Agar murid – murid bersemangat, Pak Yudhi menawarkan hadiah, izin internet-an.
Begitu semua siswa selesai dengan tugasnya, mereka asyik internet-an sampai lupa waktu, termasuk Nanda. Dia melanjutkan membaca komik favoritnya sampai jam pelajaran selesai.
Saat akan pamit ke kelas, Pak Yudhi meminta Nanda mengikuti pelatihan OSN TIK. Semula Nanda tidak mau, namun Pak Yudhi meyakinkan Nanda. Akhirnya, Nanda setuju karena sebenarnya Nanda menyenangi TIK.
Nanda menikmati pelatihan dan mengikutinya dengan sabar sampai akhirnya penunjukan wakil dari pelatihan. Hanya 8 orang yang menjadi wakil di kelas Nanda. Nanda adalah salah satunya. Seisi kelas memberi selamat kepada mereka.
Di hari tesnya, Nanda mengerjakan tanpa beban karena merasa tidak diunggulkan.
Selesai mengerjakan, Nanda pergi ke warnet untuk menyegarkan pikiran. Dia melanjutkan membaca komik favoritnya. Dia piker hasil tesnya pasti menyedihkan.
Ternyata, perkiraan Nanda salah besar. Justru, hanya Nanda yang lolos dari kelasnya. Bahkan, Nanda meraih rank 11 di tingkat kotamadya.
Kesimpulannya, “jangan menyerah sebelum berusaha”
0 komentar:
Posting Komentar