Laporan Kualitas Udara Jakarta (9 Maret 2010)

BERITAJAKARTA.COM — 09-03-2010 14:12
Kondisi atau cuaca langit kota Jakarta pada beberapa hari ini terlihat gelap. Namun hal tersebut bukan disebabkan buruknya kualitas udara akibat pencemaran udara, akan tetapi karena tingginya kelembaban udara. Secara umum, kualitas udara Jakarta masih memenuhi baku mutu.

Terkait hal tersebut, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, melakukan pemantauan kualitas udara secara kontiniu otomatis dengan menggunakan stasiun pemantau kualitas udara di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Pemantauan dilakukan pada bulan Desember 2009 hingga Februari 2010.

Parameter yang dipantau meliputi PM 10 (debu), SO2, CO, O3, NO2, NO, Nox, Total Hydro Carbon (THC) dan parameter meteorologi (arah dan kecepatan angin), suhu dan kelembaban udara serta radiasi global. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas udara memenuhi baku mutu.

Yakni untuk parameter PM 10 (debu) berkisar 46, 48 ug/m3 – 74, 40 ug/m3, dengan baku mutu 150 ug/m3 (24 jam). Kemudian parameter SO2 berkisar 7,74 ug/m3 - 15, 87 ug/m3, CO antara 2,24 ug/m3 – 2,81 ug/m3 dan sebagainya.

Sementara, berdasarkan data yang dimiliki BPLHD DKI bahwa kualitas udara pada pelaksanaan HBKB (hari bebas kendaraan bermotor) yang dilakukan lima wilayah kota administrasi pada tahun 2009 adalah, Jakarta Barat untuk parameter PM 10 antara 107,08 ug/m3 - 91, 33 ug/m3. Kemudian CO antara 0, 49 mg/m3 – 0, 82 mg/m3, NO antara 2, 72 ug/m3 – 7, 38 ug/m3.

Jakarta Timur, untuk parameter PM 10 antara 90, 80 ug/m3 – 102,63 ug/m3. Kemudian CO antara 0, 98 mg/m3 – 0, 88 mg/m3, NO antara11, 66 ug/m3 – 11, 66 ug/m3. Jakarta Utara untuk parameter PM 10 antara 59, 73 ug/m3 – 115, 49 ug/m3. Kemudian CO antara 0, 40 mg/m3 – 0, 59 mg/m3, NO antara 2, 38 ug/m3 – 5, 88 ug/m3. Jakarta Selatan untuk parameter PM 10 antara 39, 53 ug/m3 – 100, 35 ug/m3. Kemudian CO antara 0, 62 mg/m3 – 0, 67 mg/m3, NO antara 4, 71 ug/m3 – 21, 58 ug/m3. Sedangkan Jakarta Pusat untuk parameter PM 10 antara 51, 86 ug/m3 – 109, 22 ug/m3. Kemudian CO antara 1, 25 mg/m3 – 1, 70 mg/m3, NO antara 9, 84 ug/m3 – 12, 07 ug/m3.

Kepala BPLHD DKI Jakarta, Peni Susanti mengatakan, fenomena visual kualitas udara gelap dapat disebabkan oleh tingginya kadar uap air di udara selama musim hujan yang sedang berlangsung beberapa bulan terakhir ini. Hal ini dapat dilihat dari data meteorologi hasil pengukuran parameter radiasi global dan kelembaban udara. “Hasil pengukuran parameter radiasi global pada bulan Desember 2009 – Februari 2010 antara 121 W/m2 – 133, 79 W/m2. Sedangkan kelembaban udara antara 74, 20 persen – 78, 65 persen,” ujar Peni Susanti, Senin (8/3).

Dibandingkan dengan data hasil pengukuran pada musim kemarau (Juli – September 2009) menunjukkan bahwa nilai radiasi global antara 174, 16 W/m2 – 222, 93 W/m2 dan kelembaban udara antara 67, 96 persen – 71, 97 persen.



Sumber ^^

0 komentar:

Posting Komentar